PENJELASAN TENTANG RETREAT
Kata ‘Retret’ berasal dari kata dalam bahasa Inggris ‘retreat’, yang berarti menarik diri atau mengasingkan diri. Dari arti hurufiah itu, diambil pengertian yang dipakai secara umum yaitu menarik diri atau mengasingkan diri dari keramaian atau dari kesibukan rutin dan pergi ke suatu tempat yang tersendiri dan sepih selama waktu tertentu untuk beristirahat atau untuk memusatkan perhatian pada hal-hal atau tugas pelayanan khusus. Secara khusus, Retret yang dilakukan oleh lembaga keagamaan atau gereja diartikan sebagai kegiatan mengasingkan diri dengan maksud untuk pembinaan atau pemeliharaan spiritual atau iman anggota jemaat.
Sebagai salah satu bentuk
kegiatan penting, Retret menjadi alat sekaligus metode pembinaan jemaat yang
dilakukan gereja untuk membentuk, membina dan memelihara iman dan kepribadian
kristiani anggota jemaat. Pola pembinaan melalui Retret ini telah dilakukan
oleh Yesus beserta murid-muridNya. Cukup sering Yesus mengajak dan bersama
murid-muridNya meninggalkan keramaian dengan tugas dan pelayanan mereka dan
mengasingkan diri atau pergi ke tempat tersendiri dan sunyi. Di tempat ini
mereka berdoa, menyanyikan pujian-pujian dan bercakap-cakap tentang hidup dan
pelayanan mereka selanjutnya. (Lihat: Mat 6:31; Mark 3:7 dan 13; 4:1; 6:46-47;
9:2; dan 14:32).
Fungsi
Retret
Retret perlu dilakukan di
tempat tersendiri dan sepih, bebas dar gangguan keramaian manusia atau
kebisingan lain agar peserta dapat betul-betul berkonsentrasi kepada kegiatan
itu. Dengan begitu para peserta dapat memusatkan perhatian, melihat dengan
cermat persoalan-persoalan yang menjadi pergumulan dalam acara itu, lalu
melihat visi-visi baru. Peserta juga dapat memusatkan perhatian pada
bentuk-bentuk program yang meningkatkan pertumbuhan dan penyegaran iman mereka.
Sehubungan dengan hal di
atas, secara khusus, Retret dapat berfungsi sebagai ajang yang menyebabpan
peserta mengalami pencerahan dan pertobatan serta membuat komitment untuk hidup
baru. Di sini Retret dapat membuat peserta membarui sikap dan tingkah laku
dalam hubungan mereka dengan sesama dan khususnya dengan Tuhan. Retret dapat
juga menjadi tempat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri, baik secara
pribadi di dalam diri masing-masing yang dilakukan melalui
perenungan-perenungan pribadi, maupun di dalam kelompok melalui peran yang
dimainkan di dalam setiap kegiatan. Peserta dapat menemukan kemampuan-kemampuan
atau talenta-talenta baru di dalam diri mereka dan di dalam kelompok. Di
samping itu, Retret berfungsi sebagai jembatan pertemuan para peserta dan di
sini mereka dapat menjalin hubungan yang lebih pribadi dan akrab; dengan fungsi
ini, mereka dapat membicarakan masalah-masalah yang dihadapi, baik pribadi
maupun gereja dan masyarakat.
Retret
dan Problematikanya
Retret adalah kegiatan yang
besar dan memiliki tingkat kesulitan-kesulitan yang tinggi. Banyak hal yang
besar dilibatkan di dalamnya, yaitu waktu, tenaga dan dana. Pertama, waktu yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan acara ini tidak hanya pada saat pelaksanaannya
yang umumnya berkisar 3 hari tetapi juga waktu yang diperlukan untuk melakukan
segala persiapan dan juga evaluasinya. Waktu ini tidak hanya berkisar minggu-an
tapi bulanan. Karena itu tentu acara Retret ini sudah harus dipersiapkan jauh
hari sebelum pelaksanaannya. Juga lebih luas lagi, persiapan ini tidak hanya
menyangkut hal-hal tehnis pelaksanaannya yang umumnya dipikirkan dan
dilaksanakan oleh panitia, tetapi juga hal-hal yang prinsipil, yaitu topik atau
hal-hal yang akan ditekankan dalam acara itu dan juga termasuk kesiapan atau
mempersiapkan para peserta. Kedua, tenaga tentu diperlukan untuk mengurus atau
merencanakan dan melaksanakan kegiatannya. Di sini pernan panitia akan sangat
menentukan. Di saming itu, diperlukan bantuan dari pihak-pihak yang terkait
seperti para pemimpin atau pembinan jemaat (pendeta atau anggota Majelis).
Ketiga, dana juga menjadi faktor sangat penting untuk pelaksanaan Retret.
Umumnya, dana Retret tidaklah sedikit karena acara ini biasanya diadakan di
tempat yang khusus dengan biaya yang besar. Di sini biaya akomodasi dan
transportasi serta berbagai keperluan administratif lainnya tentu sangat besar.
Ini tentu tidak hanya dibebankan kepada kas jemaat atau pembatyaran para
peserta. Diperlukan sumber-sumber dana lain dan karena itu perlu ada
usaha-usaha pencarian dana. Kecuali jika kondisi keuangan gereja atau para
peserta sangat mencukupi. Kekurangan atau kecukupan pada tiga hal di atas akan
mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan Retret itu.
Hal lain yang dapat menjadi
permasalahan pada Retret adalah ‘out put’ atau hasil yang tampak. Ada dua
kemungkinan hasil Retret itu, yaitu yang positif, yaitu apabila tujuan
tercapai, dan kedua yang negatif, yaitu apabila tujuan tidak tercapai. Hasil
yang positif ditunjukkan oleh beberapa hal. Pertama, acara belangsung sesuai
rencana; kedua peserta menunjukan sikap dan prilaku yang diharapkan baik
ditunjukkan ketika acara selesai dan juga selanjutnya di dalam kehidupan
pribadi di dalam bergereja dan bermasyarakat. Hasil negatif ditunjukkan oleh
sikap dan prilaku yang tidak sesuai dengan tujuan Retret itu. Hasil negatif
dapat juga terlihat dalam hal bahwa walaupun hasil langsung sudah terlihat
ketika acara selesai tetapi ketika hidup bergereja, para peserta Retret menjadi
kelompok yang eksklufif atau menjadi sombong rohani karena merasa bahwa mereka
merasa sebagai orang-orang khusus.
Gereja.
Tradisi ini bersumber pada kesaksian Firman Tuhan,
dimana
retreat merupakan satu kegiatan rutin yang Tuhan Yesus beserta
murid-muridNya lakukan pada saat menjalani kegiatan pelayanan.
Secara jelas, bentuk pelayanan yang dilakukan dalam bentuk
retreat,
dapat kita temukan pada kitab Markus. Murid-murid Yesus memerlukan
waktu menyepi dan merenung sendiri, yang
mereka lakukan dalam bentuk kegiatan retreat, setelah
berhari-hari
berada di sebuah kota melayani kebutuhan iman banyak orang,
mengajar
danmewartakan Injil. Dalam retreat, mereka
menyepi untuk berdoa, belajar mengajar, mengadakan refleksi diri, dan mempersiapkan diri untuk misi
selanjutnya. Firman
Tuhan dalam Markus 6 : 31 dikatakan : Lalu Ia berkata kepada mereka : "Marilah kita ke tempat sunyi, supaya
kita sendirian, dan
beristirahat seketika." Sebab memang begitu banyak orang
yang datang
dan pergi
menemui mereka, sehingga sering kali, makan pun mereka tidak
sempat.
Dalam surat Markus, ada
tertulis tentang sejumlah kegiatan retreat yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus beserta murid-muridNya. Sejumlah
kegiatan
retreat itu dapat kita baca didalam kitab Markus 3 : 7, 13,
Markus 4 :
1, Markus 6 : 31 - 32, Markus 9 : 2, dan Markus 14 : 32.
Apabila ingin melakukan
kegiatan retreat, Tuhan Yesus beserta
murid-muridNya akan menghentikan segenap kesibukkan mereka,
untuk pergi
ke tempat sunyi atau ke tempat yang jauh dari keramaian, di
daerah
pegunungan, di padang gurun, atau suatu tempat yang bisa
dituju setelah
mereka menyeberangi tasik.
Cara inilah yang kita contoh
dengan mengadakan kegiatan retreat di
tempat-tempat yang bisa membuat kita merenungkan dan
mendalami isi
Firman Tuhan, berkomunikasi lebih intim dengan Tuhan, dan
mendengarkan
suara Tuhan, untuk mengetahui, apa saja kehendak serta
rencana Tuhan
atas kehidupan kita, dengan suasana tenang, tanpa harus merasa
terganggu dengan
keramaian aktifitas kehidupan manusia, atau tidak terikat waktu untuk tetap menjalani rutinitasi kehidupan yang
setiap hari kita
jalani. Suasana tenang membuat kita
dapat lebih berkonsentrasi dan menerima
setiap pengajaran akan isi Firman Tuhan. Suasana tenang juga
membuat
kita berkomunikasi dengan Tuhan didalam doa, sehingga bisa
merasakan,
kalau Tuhan itu begitu dekat dengan kita. Tempat yang
tenang, membuat
kita dapat merefleksikan apa yang ingin kita nyatakan kepada
Tuhan, dan
apa yang ingin kita ketahui tentang Tuhan, dengan lebih
santai, lebih
eluasa, serta lebih bebas.
Dalam kegiatan retreat, kita juga bisa sharing dengan sesama
peserta retreat. Tujuannya untuk saling meneguhkan dan melengkapi
pengetahuan akan isi Firman Tuhan, antara diri kita dengan peserta
retreat lainnya. Apakah yang ingin kita temukan dengan melakukan kegiatan
retreat di jaman yang semakin modern ini? Merenungkan Firman Tuhan di
tempat yang jauh dari keramaian, kiranya akan menghadirkan visi dan pengenalan yang lebih mendalam
akan isi Firman Tuhan. Dalam hal ini, secara langsung para peserta
retreat akan melihat diri sendiri, siapakah manusia itu di hadapan Allah
yang Maha Kuasa.
Pada saat yang bersamaan,
para peserta retreat juga akan merasakan adanya pertumbuhan iman, kesegaran spiritual, dan pengalaman
yang menarik, terutama pada saat berkomunikasi dengan Tuhan atau
pada saat memperoleh pengetahuan serta pemahaman benar akan isi Firman
Tuhan. Tidak sedikit orang yang pernah mengikuti kegiatan retreat,
akan menemukan jawaban dan cara untuk melihat kebenaran akan isi
Firman Tuhan, yang sering kali menjadi bahan pertanyaan atau bahan pertentangan dari
orang-orang yang belum mengenal Pribadi Yesus Kristus dan beriman
kepadaNya. Para pembicara dalam kegiatan
retreat, akan selalu menyegarkan iman para peserta retreat, serta memberikan pembekalan dan
pengetahuan baru akan isi Firman Tuhan. Bahkan tidak sedikit dari antara para
pembicara itu yang memaparkan, bagaimana cara para peserta retreat bisa
mengkaji point-point yang ada dalam Firman Tuhan, sehingga para
peserta tidak salah mengerti atau salah memahami isi Firman Tuhan. Ketika banyak rahasia yang
ada didalam Firman Tuhan diungkapkan, diharapkan akan ada besar keinginan dari dalam hati serta
benak pikiran para peserta retreat untuk mau menyerahkan seluruh alur
kehidupan kita didalam pertobatan. Secara manusiawi, kegiatan
retreat juga berarti fisik para peserta retreat dapat menikmati keindahan alam, karya ciptaan Tuhan.
Kedamaian yang dihadirkan ditengah-tengah elok dan indahnya alam,
diharapkan akan semakin menginspirasi hati serta pikiran para peserta retreat
untuk semakin dekat pada Tuhan. Pada sisi yang berbeda,
kegiatan retreat akan semakin mengakrabkan para peserta retreat. Kebersamaan yang ada, akan merobohkan tembok
pemisah antara satu anggota dengan anggota lainnya. Tidak ada
perbedaan derajat atau status sosial apabila sejumlah orang mengadakan kegiatan
retreat. Firman Tuhan dalam Galatia 3 : 28 dapat menggambarkan seperti
apakah suasana dan kondisi yang harus tercipta dalam kegiatan
retreat.
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak
ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan,
karena kamu semua adalah satu di dalam Yesus Kristus. Dalam hal ini, para peserta
retreat, adalah sama serta satu didalam Yesus Kristus, satu relasi dan tidak pangkat atau status yang membedakan. Retreat akan membuat para pesertanya saling berinteraksi dan
saling mengenal. Ketika interaksi telah dilakukan, akan bertumbuh
sikap saling menyayangi dan saling menjaga diantara sesama peserta,
seperti layaknya kegiatan outbound. Apabila kondisi sama dan satu
didalam Yesus Kristus telah tercipta, maka akan bertumbuh sikap yang saling memperdulikan, saling
menolong, saling mendukung, saling berbagi rasa, dan yang tidak kalah
pentingnya, saling mendoakan. Kesibukkan boleh saja
melingkupi diri kita. Tapi kita jangan pernah melupakan adanya hadirat Tuhan. Kita harus mempunyai waktu
untuk bersekutu dengan Tuhan, menumbuhkan iman dan kerinduan kita
untuk selalu dekat
pada Tuhan. Retreat adalah salah satu caranya.
Persekutuan Pemuda Gereja
Protesta Indonesia (PP GPI) di Papua Jemaat Elim Jayapura merupakan salah satu
Gereja yang berada di Sinode GPI yang terdiri dari 13 Klasis. Jemaat Elim
Jayapura merupakan bagian dari Klasis Jayapura Nabire yang terletak di Kota
Jayapura tepatnya di Kelurahann Kota Baru Distrik Abepura. Klasis Jayapura
Nabire memiliki empat Jemaat Yaitu Jemaat Elim sebagai Jemaat Induk, Jemaat GPI
Anugerah Entrop yang berlokasi di Dekat terminal Entrop Jayapura Selatan,
Jemaat GPI Bukit Zaitun Dok 8 yang
Berlokasi di Jayapura Utara dan Jemaat GPI Solagrasia di Kabupaten Nabire.
Kegiatan Retreat merupakan salah satu program tahunan yang di laksanakan tiap
tahun berjalan. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pemuda/I Kristen GPI yang
ada di Jemaat Elim karena terdapat hal-hal yang positif sesuai penjelasan di
atas, disamping itu ada kegiatan yang tidak kalah menarik yaitu kunjungan bagi
janda/ duda dan yatim piatu. Hal ini sangat bermanfaat bagi kalangan pemuda/i
karena disana kita dapat mendengar langsung pengalaman hidup yang di alami oleh
mereka. Banyak hal yang membuat kita akan mengerti bagaimana cara menjalani
hidup yang penuh dengan misteri ini. Menarik bukan.? Dari kegiatan retreat ini
kami dapat belajar bagaimana cara bertahan hidup dan berjalan sesuai kehendak
Tuhan, banyak hal yang membuat kita bias mennangis ketika mendengar cerita
parah orang tua terkasih. Selain itu kita belajar mandiri dan lain sebagainya.
Evaluasi
Dalam setiap evaluasi, ada
saja kelebihan dan kekurang yang ditunjukkan. Ini adalah suatu hal yang wajar.
Pujian dan usulan untuk mengadakan retret selanjutnya atau sesering mungkin
akan disampaikan jika hal-hal positif diungkapkan. Namun sebaliknya, akan ada
penilaian negatif terhadap Retret jika hal-hal buruk atau hasil negatiflah yang
diperlihatkan. Satu hal yang penting adalah bahwa keberhasilan atau kegagalan
sebuah acara Retret tidak hanya tergantung pada satu pihak, seperti panitia,
atau peserta atau nara sumber, atau lokasi atau akomodasi. Hal-hal itu
tergantung pada seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Bahkan keadaan atau
lingkunagn jemaat dan berbagai pergumulan dan persoalannya yang berada jauh
dari tempat Retret dapat mempengaruhi berhasil-tidaknya Retret yang diadakan.
Oleh karena itu, memang sangatlah perlu untuk memberi perhatian utama pada
perencanaan.Retreat merupakan suatu bentuk kegiatan khas dalam pembinaan
spiritual
Kami dari SMK 2... Dalam kegiatan Retret kami kekurangan dana... Bagaiama upaya kami untuk bisa membuka bantuan donasi
BalasHapusTuhan Yesus memberkati mu
HapusKami dari SMK 2... Dalam kegiatan Retret kami kekurangan dana... Bagaiama upaya kami untuk bisa membuka bantuan donasi
BalasHapusLuar biasa
BalasHapus