MENCINTAMU DALAM DIAMKU
Aku tidak tahu apa
istimewanya dirimu untuk kupikirkan. Kau terlihat biasa saja tapi kau selalu
mampu membuatku penasaran. Hingga waktu membawa kita ke dalam sebuah
kebersamaan, aku semakin mengenalmu, semakin sering melihatmu lalu
memperhatikanmu diam-diam. mungkin kau tidak pernah menyadarinya. Karena
bagimu, aku bukanlah apa-apa. Tapi kau tahu, kali ini aku harus jujur. Aku
sering menatapmu dari jauh. Aku sering menikmati tawamu, senyummu dan candamu
walaupun semua itu tidak kau tujukan untukku. Aku senang mendengar suaramu,
walaupun bukan aku orang yang kau ajak bicara. Aku bahagia bisa melihatmu,. Aku
bahkan bersyukur bisa mengenalmu walaupun baru dan masih singkat waktu kita
berkenalan.
Aneh bukan? Jika aku bertanya padamu, kau sebut
apa semua ini? Gilakah? Jika kau menganggapnya begitu, maka kupikir kau salah.
Aku… menurutku, aku mencintaimu. Aku bisa merasakan gejolak kebahagiaan di
hatiku saat kau berada di dekatku. Aku bisa merasakan dentuman hebat di
jantungku saat kita saling berbicara, bergurau dan berbagi cerita. Aku juga
bisa merasakan tusukan nyeri di hatiku saat aku tahu bahwa kau telah mencintai
seorang yang lain. Aku bisa merasakan panas di mataku saat aku melihatmu bersamanya,
begitu dekat, begitu mesra dan begitu bahagia. Aku tidak iri. Hanya, terkadang
aku berpikir, mengapa ia bukannya aku? Mengapa aku tidak lebih dulu mengenalmu
dan mengapa waktu terlalu terlambat mempertemukan kita.
Aku kecewa dan ingin marah. Tapi sadar, salahku
mencintaimu. Aku ingin mengutuki diriku yang terjerat oleh jerajat pesonamu.
Aku ingin memaki hatiku yang terlanjur mencintaimu. Aku ingin pergi, berlari
lalu menghilang. Aku ingin meninggalkan cintaku, membuangnya lalu menguburnya
di kedalaman tanah yang tak terhingga. Aku ingin kembali kepada masa dimana aku
belum mengenalmu. Aku ingin mengubah waktu agar aku tidak pernah mengenalmu,
mengagumimu dan mencintaimu. Aku ingin, tapi aku tidak bisa. Sekuat apapun aku
berusaha, kenyataan selalu memaksaku untuk menerima bahwa aku memang
mencintaimu. Lalu aku sadar, tidak ada yang salah dengan mencintaimu walau aku
tidak bisa memilikimu.
Cinta itu, ia datang begitu hormat, begitu
suci, jadi tidak adil rasanya jika harus mengusirnya pergi. Aku mensyukurinya
karena aku mencintai orang sepertimu. Aku bahagia walau aku tidak bisa
bersamamu. Tidak. Sesungguhnya, aku sangat sakit tapi aku berpura-pura bahwa
aku baik-baik saja. Aku berusaha menyimpan semua sedihku agar kau tidak pernah
mengetahuinya. Aku tahu aku bisa, aku kuat, karena mencintaimu menguatkanku. Aku tahu aku sabar, aku tabah. Karena
mencintaimu menabahkanku. Tidak mudah memang. Tapi menurutmu, aku bisa apa?
Tidak
apa jika akhirnya kau menjadi miliknya, sebab aku tak akan pernah menyesal
dengan cara mencintaiku ini. Aku mendekatimu perlahan tanpa seorangpun tahu,
tak perlu ku ungkap ke seluruh Dunia jika aku mencintaimu. Cukuplah aku
berbisik hanya kepada-Nya, dengan Jujur dan tulus kuutarakan bahwa aku
mencintaimu. Aku menunggu damai di sangkar terindahku, berharap Ia menghadirkan
kamu yang jatuh di depanku. Namun akhirnya kamu menjadi milik yang lain? Sungguh,
aku ikhlas. Karena cinta yang benar dan besar terkadang harus melalui jalan
keikhlasan yang teramat berat. Mendengar tawa lepasmu dengan binary bahagia dimatamu walaupun it dari jauh,
cintaku padamu ingin selalu melihat engkau bahagia.
Mencintai
dalam diamku seperti merasakan angina diwajah yang sejuk tapi tidak terlihat,
mencintaimu dalam diamku seperti jejak kaki di pasir pantai yang lenyap
tergulung ombak laut, mencintaimu dalam diamku
seperti melihat rembulan di waktu malam, diam dan diam di dalam hati
walaupun terasa perih, tetapi itu memang yang terbaik.
Aku
takut bila rasa ini hanya akan terbalas dengan kata-kata semu atau sebuah
harapan yang tak kunjung pasti, biarkan
ku ikhlaskan rasa ini kepada sang pemilik hatimu, semoga kelak Tuhan akan
mendatangkan seseorang yang memang hadir membawa kebahagiaan dengan sejuta
harapan untuk saling bersama.
UNTUKMU YANG SELALU MEWARNAI HARI-HARIKU
Komentar
Posting Komentar